Rabu, 20 Agustus 2008

GARUDAKU...

Teriris rasanya ketika saya ingin booking tiket ke beberapa negara di eropa untuk menghadiri seminar dan ingin menggunakan GARUDA, jawaban yang terdengar, maaf pak, GARUDA dilarang terbang ke negara yg bapak tuju.

What's up actually!!! Any comment and possible solution for our GARUDA?

Susanto
www.mrsusanto.blogspot.com
PhD candidate in Linguistics and Phonetics
English and Foreign Languges University (EFLU), Hyderabad, India


Mungkin kita tahu bahwa saat ini semua Airline di Indonesia, tidak terkecuali GA (Garuda Indonesia) di-ban oleh pihak Uni Eropa untuk terbang langsung ke Eropa. Itu larangannya.


Tapi larangan itu ada solusinya, jika :

1.. GA memiliki Code Share dengan Airline Asing yang tidak terkena larangan terbang ke Eropa, misal SQ. Di awal tahun ini, Saya sempet baca bahwa MoU antara GA dan SQ sudah ditanda tangani. Tinggal tunggu waktu aja untuk selesaikan masalah teknis dan commercialnya.

2.. Untuk membuka BAN itu tidak mudah karena yang menjadi titik persoalannya, dari kacamata Saya yang bodoh ini, adalah pihak Eropa melihat para pengatur kebijakan or badan yang melakukan sertifikasi tidak melakukan tugasnya sesuai dengan standard yang ada.

Dari apa yang pernah Saya baca, ketika FAA mengeluarkan larangan or kasarnya menggrounded semua MD-80 series, dengan serta merta semua airline di USA melakukan grounded sehngga menimbulkan banyak masalah salah satunya adalah pengangguran. Tapi yang NKRI lakukan ?? Hanya cek random saja ???

3.. Yang paling ekstrim adalah membunuh 5 generasi, termasuk saya, yang ada di NKRI, dan menyelamatkan bibit unggul dan membawa para bibit unggul ini dengan Kapal Nuh. Menunggu semua generasi ditenggelamkan dan membangun dunia baru dengan generasi tersebut. Bangun NKRI baru, bangun airline baru dengan praktisi2 yang punya dedikasi dan ngomong lagi dengan Uni Eropa, pasti diterima..

Salam,
M. Misdianto
--------------------------
Praktisi Penerbangan

Jakarta, DKI Jaya, 13450
ID Mobile: +62-817-07-005-71
m_misdianto@yahoo.com.sg


Ironis memang tapi tidak boleh emosi dan bertindak negatif atau bahkan dendam kesumat bahkan harus introspeksi. Apa akar masalahnya segera perbaiki dan untuk memperbaiki perlu langkah2 yang terencana:

1. Diskripsi masalah/ problem description: Arline Indonesia dilarang terbang di Eropa (dianggap tidak atau kurang selamat).

2. Akar masalahnya apa/Root cause, bukan sebab2nya/not causes.

3. Tindakan pebaikan/koreksi jangka pendek/Containment action(s).

4. Tindakan perbaikan Jangka panjang dan agar tidak akan terulang lagi kejadian tersebut sesuai dengan yg jadi akar masalah/ Preventive actions to prevent re-occurance.

5. Memantau tindakan No 3. dan 4. sampai terlaksana secara tuntas/ Monitoring implementation to close the case. Tentu dengan membuat laporan secara periodik. Dan langkah2 ini sdh ada pedomannya, hanya diperlukan team yang smart, dedicated and knowledgeable.

Salam
Agus Hartono
Upeca Aerotech Kuala Lumpur


Tahukah anda bahwa :

1. Garuda juga tidak memiliki cukup long haul Aircraft.
Pesawatnya yang dipakai ke Eropa hanya 3 Boeing 747-400 yang sudah full dipakai utk tujuan
Arab.

2. Leasing, sejak 2-3 tahun ini boom penerbangan sehingga mencari pesawat untuk disewa juga
susah, ini yg menyebabkan Lorena sejak
beberapa tahun terakhir kesulitan mendapat pesawat Boeing
737NG.

3. Dengan tingginya harga Fuel, saya tidak yakin Garuda berani ekspansi ke Eropa tahun depan.
Saat ini, Fuel Surcharge yang dicharge ke penumpang hampir mencapai 50%
dari harga ticket. Taruh
kata Thai Airways, Fuel Surcharge ke Eropa : USD
650,- ! Harga ticketnya sendiri hanya mulai USD 900,- an.

4. Lebih mengherankan, kenapa Garuda memilih Amsterdam sebagai tujuan awal ? sedang setau saya,
dari dulu, yang menguntungkan itu Frankfurt, pusat
keuangan Eropa Coba lihat, semua airlines
besar ke Frankfurt, tetapi yang ke Amsterdam
sedikit. SQ bahkan 1 hari 2flight dari/ke Frankfurt.

5. Dulu Garuda pernah bekerja sama dengan Malaysian Airlines, code share ke Eropa, bahkan sampai
awal tahun, setelah itu dihapus.
Jadi Garuda menjual ticket Garuda ke seluruh tujuan MAS di
Eropa, ticket
tercetak dengan "Garuda" tetapi diterbangkan dengan MAS. Beberapa tahun lalu,
Direktur GA info, mereka dapat alokasi 30
seat/flight. Rupanya ada miss atau apa akhirnya
sejak 2-3 tahun dibekukan harga2
nya.

Saya menikmati sekali GA ke Eropa, dulu saya lama di eropa, bisa bawa barang banyak, sering kali di upgrade ke Premium Class dsb. Menarik, seolah-olah GA milik sendiri :)

Best Regards
Wibi



Harapan tinggallah harapan bahwa Garuda akan menyaingi airlines asing, minimal
sektor ASEAN dl lah untuk segi Kenyamanan, Ketepatan, Keamanan. Bahwa Garuda sekarang menjadi sorotan EU,dll merupakan tugas kita bersama untuk memberikan kontribusi pemikiran & strategi yang baru.

Terkadang saya melihat bahwa persoalan di Garuda adalah persoalan pemerintah. Dan persoalan yang ada di Garuda seperti benang kusut. Kenapa? Karena saya skeptis terhadap Garuda yang semakin hari semakin merosot. Maaf, kalau saya melemparkan opini yang terkadang tidak mengenakkan.

Telintas
dalam benak saya, apakah terlalu banyak intervensi dari PEMERINTAH? Mengapa POLITICAL WILL dari PEMERINTAH sangat minim? Sudah sangat jelas bahwa kita punya orang2 yang Expert dalam Pembenahan Manajemen & IATA IOSA tsb.

Sudah sangat lamaaa saya mengidam-idamkan Garuda akan menjadi kokoh di udara seperti gambarnya. Maju Terus Garudaku ...

Salam Profesional
Ferry Sinurat



Tidak ada komentar: